![]()
Pidie Jaya – Kabar membanggakan datang dari lingkungan Yayasan Bantuan Hukum dan Konsultasi (YBHK) Ummul Ayman. Salah satu pengurus sekaligus Advokat di YBHK, Zuriah, S.Sy., M.H, berhasil lolos seleksi pada Program Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan (PUP – Teungku Inong). Saat ini, Zuriah juga menjabat sebagai Bendahara di YBHK.
Program yang berlangsung sejak Kamis-Minggu (09-12 Oktober) yang digagas oleh Perhimpunan Rahima (Pusat Pendidikan dan Informasi Islam & Hak-Hak Perempuan) ini merupakan upaya penguatan dan meningkatkan kapasitas perempuan Aceh agar menjadi pemimpin yang berdaya, berkarakter dan berpengaruh dalam berbagai bidang sosial-keagamaan, bertempat di Hotel Hip-Hop, Banda Aceh.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta sebagai calon ulama perempuan Aceh agar memahami metode pendidikan orang dewasa yang menghargai kemanusiaan, memiliki kesadaran terhadap isu-isu sosial, ketimpangan gender serta persoalan kesehatan reproduksi dan seksual di masyarakat.
“Selain itu, juga untuk menumbuhkan pemahaman tentang kesetaraan dan keadilan gender dalam perspektif Islam,” ujarnya.
Dari ratusan pendaftar, lanjut Zuriah, hanya 23 peserta terpilih yang berhasil melewati proses seleksi ketat, termasuk tahap administrasi dan wawancara mendalam. Para peserta yang lolos akan mengikuti serangkaian pendidikan yang dilaksanakan dalam tiga seri pelatihan offline selama empat hari, dengan fokus pada pengembangan kepemimpinan, komunikasi strategis, serta peran perempuan dalam pembangunan masyarakat.

Mengenai keikutsertaannya, Dosen Hukum di STIS Ummul Ayman ini menyampaikan harapannya semoga bersama Tengku Inong (Ulama Perempuan) lainnya nantinya dapat mengadvokasi hak-hak perempuan di Aceh. Menurutnya, Tengku Inong Aceh telah dikenal sejak dahulu, bahkan sebelum Barat Melakukan emansipasi, di Aceh para perempuan Aceh telah terlebih dahulu berkiprah secara publik, menjadi pemimpin perang, menjadi diplomat, bahkan menjadi pimpinan pesantren-pesantren.
“Sebagai contoh misalnya Tengku Fakinah di Aceh Besar dan Pocut Baren mereka menjadi pimpinan Dayah dan menjadi panglima perang sekaligus. Aceh menjadi rule model untuk dunia bahwa perempuan Aceh punya sejarah yang luar biasa sehingga dikenang sepanjang masa,” ujarnya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Ketua YBHK, Muzakir, M.H., P.hD (cand) turut menyampaikan apresiasi atas capaian ini. “Kami bangga atas pencapaian Ibu Zuriah. Semoga pengalaman yang diperoleh melalui program ini menjadi inspirasi dan memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan dan pemberdayaan perempuan di lingkungan Ummul Ayman,” ujar Muzakir.
[Humas STIS]