DSC01311

Gelar Kuliah Umum, STIS Ummul Ayman Angkat Tema Menggapai Masa Depan Aceh yang Gemilang

Loading

Pidie Jaya – Aula Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman Pidie Jaya dipadati ratusan mahasiswa, dosen, dan undangan pada acara Kuliah Umum yang menghadirkan dua narasumber terkemuka, yaitu ulama kharismatik Aceh, Waled Nuruzzahri, dan akademisi, Dr. M. Adli Abdullah, SH, MCL. Acara ini mengusung tema besar “Menggali Potensi Generasi Masa Depan dalam Aspek Sejarah, Budaya, Hukum, dan Ekonomi dalam Membangun Aceh Berdaya Saing.”

Kepala Bagian Komunikasi dan Humas, M. Aidil Adhaa, Lc mengatakan, kegiatan digelar pada hari Selasa (16/09/2025) tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua STIS Ummul Ayman, Dr. Tgk. H. Muhammad Zukhdi, Lc., MA. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum ini bertujuan memperluas wawasan mahasiswa agar tidak hanya terfokus pada disiplin ilmu agama, melainkan juga mampu mengintegrasikan sejarah, budaya, hukum, dan ekonomi dalam membangun peradaban Aceh yang lebih baik.

Acara dipandu oleh Wakil Ketua III, Dr. Tgk. Syeh Khaliluddin, MA. Dalam sesi pertama, Waled Nuruzzahri menekankan pentingnya memahami ilmu duniawi-ukhrawi dan sejarah sebagai pijakan dalam menatap masa depan. Menurutnya, generasi muda Aceh harus mendalami ilmu, baik ilmu duniawi sebagai bekal hidup di dunia ini maupun ukhrawi sebagai modal kehidupan di akhirat nantinya.

Beliau juga mengingatkan mahasiswa agar tetap menjaga akhlak, moral, serta menghargai nilai-nilai adat yang selaras dengan syariat Islam sebagaimana yang diusung oleh Ummul Ayman. Baginya, perpaduan antara tradisi, agama, dan ilmu modern menjadi kekuatan bagi para mahasiswa-mahasiswi untuk menjadikan Aceh berdaya saing dalam era globalisasi.

Hukum dan Ekonomi dalam Persaingan Global

Sesi berikutnya dibawakan oleh Dr. M. Adli Abdullah, SH, MCL yang mengupas aspek hukum dan ekonomi sebagai pilar penting dalam pembangunan Aceh. Menurutnya, penegakan hukum yang adil serta kebijakan ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat menjadi syarat mutlak untuk menciptakan Aceh yang kuat.

“Generasi muda Aceh harus menguasai ilmu hukum agar mampu menegakkan keadilan, serta memahami dinamika ekonomi agar tidak tertinggal dalam persaingan global. Kita harus keluar dari zona nyaman, dan mulai membangun kapasitas diri. Berlayarlah jauh untuk berkembang,” ujar Dr. Adli Abdullah.

Ia juga menekankan perlunya sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat dalam melahirkan SDM yang kompeten. Dengan begitu, Aceh tidak hanya dikenal dari sisi sejarah dan syariat, tetapi juga mampu bersaing dalam bidang hukum, bisnis, dan teknologi di tingkat nasional maupun internasional.

Antusiasme Mahasiswa dan Harapan Masa Depan

Suasana kuliah umum berlangsung interaktif. Mahasiswa diberikan kesempatan berdialog langsung dengan narasumber, mulai dari isu tentang perkembangan pendidikan, tantangan hukum di era digital, hingga strategi penguatan ekonomi lokal berbasis budaya Aceh. Banyak peserta mengaku mendapatkan inspirasi baru setelah mengikuti acara ini.

“Ini sangat membuka wawasan kami, bahwa kuliah bukan sekadar mengejar gelar, tetapi bagaimana kami sebagai generasi muda Aceh bisa berkontribusi nyata untuk daerah,” ujar Agustiar, salah seorang mahasiswa baru STIS Ummul Ayman.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Ketua STIS Ummul Ayman menyampaikan harapan agar kegiatan serupa terus digelar secara rutin, sehingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu dari bangku kuliah, tetapi juga memperoleh motivasi langsung dari para tokoh agama, akademisi, dan praktisi. Dr. Zukhdi juga berpesan agar mahasiswa selalu menyeimbangkan antara ilmu dunia dan akhirat, serta tetap menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman dalam setiap langkah.

Dengan adanya kuliah umum ini, STIS Ummul Ayman menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi Aceh yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, berdaya saing tinggi, dan siap menghadapi tantangan zaman. Acara kuliah umum ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Waled Nuruzzahri. [] [Humas]