Langkawi, Malaysia – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman Pidie Jaya, Amrul Yunan Usman, mendapat amanah istimewa untuk menjadi imam tarawih di Masjid Nurul Al-Naim, Kampung Bukit Temin, Langkawi, Malaysia sepanjang bulan suci Ramadhan 1556 H.
Penugasan ini bukan sekadar tugas biasa, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap kapasitas dan kompetensi santri Aceh dalam bidang tahfiz Al-Qur’an serta ilmu keislaman. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, Amrul siap mengemban tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan.
Amrul Yunan Usman yang pernah menyandang gelar Duta Santri Aceh, adalah mahasiswa semester VI Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) STIS Ummul Ayman, Pidie Jaya.
Selain unggul di segi akademik, sejak dulu, Amrul memang berprestasi di sisi keislaman, terutama dalam hal tahfidz Al-Quran. Kini, ia ditakdir mengemban tugas mulia yaitu dakwah Islam di negeri jiran.
Bertugas sebagai imam di Langkawi memberikan pengalaman baru bagi Amrul. Meski berada di negeri orang, ia merasa tak begitu asing karena menemukan banyak kesamaan antara Langkawi dan kampung halamannya di Aceh.
“Langkawi ini indah, mirip dengan Kota Sabang di Aceh. Lautnya biru, udaranya sejuk, dan suasananya nyaman. Bahkan, budaya serta adat masyarakat di sini juga hampir sama,” ungkap Amrul, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bagian Humas STIS Ummul Ayman, Tgk M. Aidil Adhaa kepada wartawan Harian Rakyat Aceh.
Salah satu tradisi yang ditemui di Langkawi adalah shalat tarawih sebanyak 23 rakaat, yang merupakan kebiasaan yang juga masih dipertahankan di banyak masjid di Aceh.
Amanah yang diberikan kepada Amrul bukan hanya kebanggaan bagi ia secara pribadi, tetapi juga menjadi bukti bahwa santri Aceh yang sekaligus mahasiswa STIS Ummul Ayman Pidie Jaya memiliki potensi besar dalam dakwah internasional.
Wakil Ketua I STIS Ummul Ayman, Dr. Tgk. Januddin, MA mengapresiasi kegiatan Amrul di negeri seberang. Tgk Januddin berharap kehadiran Amrul di Langkawi bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya. Mereka ingin membuktikan bahwa belajar agama bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga bekal untuk menyebarkan Islam dengan penuh keikhlasan ke berbagai penjuru dunia.
“Semoga semakin banyak santri dan mahasiswa Aceh yang bisa mengharumkan nama daerah di kancah internasional,” harapnya.